Sejarah Kerajaan Mataram

SEJARAH KERAJAAN MATARAM

Kerajaan Mtaram didirikan oleh Sutawijaya. Beliau naik tahta dengan gelar Penembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama.

Pemerintah Sebopati (1568-1601)

Masa pemerintahan Penembahan Senopati ditandai dengan banyaknya peperangan untuk menundukan para bupati yang berusaha melepaskan diri dari kekuasaan Mataram. Bupati Panagoro, MADIUN, Kediri dan PASURUHAN DAPAT DITUNDUKAN. Pada tahun 1695 Cirebon dan Galuh berhasil pula ditundukan. Panembahan Senopati wafat tahun 1601 dan digantikan oleh putranya Mas Jolang.

Pemerintahan Mas Jolang (1601-1613)

Mas Jolang naik tahta dengan gelar Sultan Anyokrowati. Pada masa pemerintahanya banyak Bupati yang berasal dari Jawa Timur yang memberontak dan melepaskan diri. Mas Jolang berusaha memadamkan pemberontakan. Akan tetapi sebelum ia menyelesaikan tugas Mas Jolang gugur dalam pertempuran di Krapyak. Oleh karena itu Mas Jolang dikenal dengan sebutan Pangeran Sedo Krapyak. Mas Jolang digantikan putranya Raden Mas Rangsang.

Pemerintahan Sultan Agung (1613-1645)

Raden Mas Rangsang naik tahta dengan gelar Sultan Agung Senapati ing Alaga Ngadurahman Kalifatullah yang lebih dikenal dengan sebutuhan Sultan Agung. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai puncak kejayaannya . Kekuasaan hampir seluruh pulau Jawa. Daerah yang belum ditundukan Sultan Agung hanya Blambangan, Jayakarta dan Banten.
Kerajaan Mataram pada masa Sultan Agung berkembang menjadi kerajaan agraris maritim. Pertanian dikembangkan dan Mataram MENJADI PENGHASIL BERAS PADA ABAD 17. Bidang perdagangan dikembangkan dengan ekspor utamanya beras. Jepara merupakan Bandar terpenting selain itu pelabuha Tegal, Pekalongan, Tuban, dan Gresik merupakan pelabuhan yang ramai dikunjungi pedagang.

Usaha yang dilakukan Sultan Agung pada masa pemerintahanya adalah sebagai berikut :
  • Menundukan kota-kota pesisir di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang melepaskan diri.
  • Mengusir VOC dari Batavia tahun1628 dan tahun 1629. 
Serangan pertama dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso, Suro Agul-Agul, Tumenggung Upasanta dan Tumenggung Mandurareja. Serangan pertama mengalami kegagalan. Serangan kedua dipimpin oleh Pangeran Juminah dan Pangeran Puger tahun 1629. Gubernur Jendral Jeans Pieterzoon Coen tewas dalam serangan tersebut. Kegagalan serangan Mataram disebabkan beberapa factor :

  1. Jarak Mataram-Batavia terlalu jauh
  2. Kekurangan bahan makanan (gudang beras di Cirebon dan Tegal dibakar VOC)
  3. Kalah dalam persenjataan.
  4. Koordinasi antara pasukan darat dan pasukan laut kurang kompak
  5. Tidak melakukan kerja sama dengan karajaan Banten
  • Mengganti Kalender tahun suka menjadi Kalender Hijriyah
  • Mengembangkan sastra Jawa. Sultan Agug menulis kitab Sastra Gending, Nitisruti, Nitisastra dan Astabrata.
Sultan Agung wafat tahun 1645 dan dimakamkan di Imogiri. Sepeninggalan Sultan Agung Mataram mengalami kemunduran. Pada masa pemerintahan Amangkurat I (1645-1677) dan Amangkurat II (1677-1703) VOC berhasil menanamkan pengaruhnya di Mataram. Terjadinya kerjasama VOC dan Mataram menimbulkan pemberontakan yang dilakukan oleh Trunojoyo dan Untung Suropati.
Pada masa pemerintahan Amangkurat III (1703-1706) berusaha mengusir VOC dari Mataram bekerjasama dengan Untung Suropati. Pemberontakan dapat dipadamkan dengan bantuan VOC. Mataram hasrus menandatangi Perjanjian Gianti 1755. 

Berdasarkan perjanjian Gianti Mataram dibagi menjadi 2 yaitu : 
Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Jogjakarta. 

Tahun 1557 Mataram menandatangani Perjanjian Salatiga. Berdasarkan perjanjian ini Mataram dibagi menjadi 4 yaitu Kesunanan Surakarta dibagi dua yaitu Kasunanan dan Mangkunegaran dan Kesultanan Jogjakarta dibagi 3 yaitu Kesultanan dan Mangkunegaran.

Post a Comment

0 Comments

Ad Code

Responsive Advertisement