Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia

Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia

Dalam seminar “Sejarah masuknya islam ke indonedia” di Medan pada tahun 1963 para ahli telah mengambil kesimpulan bahwa islam telah masuk ke Indonesia sejak abad pertama hijriah atau dengan msuknya islam ke Tiongkok.


Sedangkan pembawa islam ke Indonesia yang pertama kali adalah para pedagang arab. Kemudian menyusul para pedagang muslim dari Persi, Hujarat dan Pedagang Islam lainnya yang jauh sebelum islam telah berniaga dan berlayar sampai ke Indonesia dan Tiongkok. Sambil berdagang para saudagar itu menyiarkan agama Islam karena mereka merasa berkewajiban untuk berda’wah kepada siapa saja, menurut kadar kemampuannya masing-masing sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya : “Sampaikanlah apa yang berasal dari ajaranku sekalipun hanya satu ayat.” 

Diantara para pedagang asing itu banyak juga menetap dibandar-bandar kepulauan nusantara. Kemudain mereka kawin dengan penduduk asli yang sebelum perkawinannya dilakukan biasanya di Islamkan terlebih dahulu, Hal itu biasanya diikuti oleh kaum keluarga pengantin perempuan. Kadang-kadang mereka kawin dengan kaum bangsawan atau putrid dari adipati yang berkuasa di Bandar itu. Sedangkan para penguasa itu biasanya juga terus menanut Islam. Dengan Islamnya para penguasa di Bandar-bandar itu maka Islam dapat berkembang dengan pesat sekali. Hal itu disebabkan karena rakyatnya biasa mengikuti agama para rajanya. Dengan jalan demikian lambat lan Islam menjadi agama rakyat.

Tentu saja dalam perkembangan selanjutnya para pedagang yang telah beragama Islam, ikut pula mengambil bagian penting dalam menyairkan agama itu, lagi pula mereka memang terkenal sebagai pelaut India dan Tiongkok. Dengan demikian sejak zaman sebelumnya mereka telah bergabung dengan pedagang dari luar tanah air.

Dalam perkembangan selanjutnya islam berkembang lebih pesat karena hasil usaha yang dilakukan para alim ulama, guru-guru agama dan mubaligh yang memang bertugas khusus untuk menyampaikan ajaran agama islam. Dalam sejarah nasional nama-nama mereka sangat terkenal para ulama penyiar agama. Di Jawa misalnya terkenal dengan wali sanga atau wali Sembilan. Begitu pula para mubaligh seperti Datuk RI Bandag penyiar agama Islam di Sulawesi dan Tuan Tumaenggung parang di Kalimantan Timur, penghulu Demak sebagai penyiar Islam di Kalimantan Selatan dan lain sebagainya.

Diantara para wali sanga itu juga ada yang mempunyai pondok pesantren yang muridnya berdatangan dari berbagai penjuru tanah air. Setelah mereka kembali, mereka kemudian menyairkan Islam dikampung halamannya masing-masing. Bahkan diantara mereka ada juga yang mempunyai banyak murid. Diantara pesantren yang didirikan para wali itu yang paling terkenal adalah di Giri yang didirikan oleh Sunan Giri. Pesantren yang sangat besar jasanya dalam penyiaran Islam ke Indonesia bagian Timur dan lain sebagainya.

Kerajaan-kerajaan Islam Di Indonesia

Berdasarkan seminar di Medan 1968, sejarah masuknya Islam di Indonesia yaitu setelah kira-kira enam abad lamanya Islam masuk ke Nusantara, maka berdirilah untuk pertama kali yaitu kerajaan Islam di Pasal di Sumatra Utara dengan rajanya yang pertama bernama Malik Saleh. Kerajaan itu terletak di dekat Selat Malaka yang menjadi pintu gerbang pelayaran dari sebelahbarat Asia Tenggara dan Tiongkok. Sebab itu tidaklah mengherankan jika Pasal kemudian berkembang pesat sebagai pusat perniagaan dan pusat penyiaran agama Islam di seluruh Asia Tenggara. Dari Pasal itulah kemudian Islam berkembang pesat ke seluruh Aceh, semenanjung Mlaka dan Sumatra Tengah.

Disaat Pasal mengalami kemunduran, muncullah kerajaan Malaka di semenanjung Melayu dengan rajanya pertama Sultan Malik Syah, karena letaknya yang trategis, maka Malaka segera mengantikan Pasal pusat penyaiaran Isla ke perniagaan. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Syah (1458 – 1477), Malaka mencapai puncak kejayaan wilayahnya meliputi seluruh semenanjung Mlaka, Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Tengah, sehingga Islam berkembang pula dengan pesat di wilayah itu. Akan tetapi kemudian Malaka menjadi lemah dan akhirnya jatuhnya ketangan orang Portugis pada tahun 1526. Orang-orang Portugis disamping berdagang mereka berusaha pula mengembangkan agama Kristen !.

Sikap orang-orang Portugis sangat jelek terhadap pedagang muslim. Mereka menindas dan mengusir para pedagang muslim dan melakukan monopoli perdagangan di Mlaka. Karena iru pusat perdagangan muslim pindah ke Aceh dengan demikian kerajaan Islam di Aceh berkembang dengan pesat sekali dan mengantikan kedudukan Malaka. Pada masa Sultan Iskandar Muda (1607 – 1736) Aceh mencapai puncak kejayaannya. Di antara kerajaan Islam di Indonesia, Acehlah yang paling lama dengan mempertahankan dari penjajahan Belanda. Dan baru jatuh secara resmi di tangan kekuasaan belanda sekitar 1920.

Adapun kerajaan Islam di pulau Jawa yang pertama kali ialah kerajaan Demak dengan rajanya yang pertama yaitu Fladen Patah. Di bawah pimpinan putranya Patih Yunus, Demak dua kali mengalami penyerangan terhadap orang-orang Portugis di Malaka (1453). Sekalipun tidak berhasil etapi Demak berhasil mengahalang-halangi usaha-usaha orang Portugis yang hendak mendirikan pangkalan dagang di Jayakarta (Sunda Kelapa) dengan bekerja sama dengan kerajaan Pajajaran. Bahkan Jayakarta dapat diduduki di bawah pimpinan menantu Sultan yang pertama Fatahillah (1522) yang kemudian terkenal sebagai pendiri kerajaan Banten dan Cirebon.

Pada mulanya kedua kerajaan Islam di Jawa Barat bernaung di bawah lindungan kerajaan islam Demak, akan tetapi kemudian memisahkan diri ketika kerajaan Demak mengalami kelemahan yang kemudia pindah ke Pajang. Pada masa keejayaannya wilayah Banten meliputi daerah Lampung dan Sumatra Selatan sehingga agama Islam tersebar luas di kedua wilayah tersebut. Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan raja Sultan Ageng Tirtayasa (1651 – 1683). Sultan Ageng juga berusaha mengusir Belanda dari Jayakarta tetapi mengalami kegagalan.

Kerajaan Islam yang terbesar di awa ialah kerajaan Mataram yang didirikan oleh penembakan Senopati Yanct berpusat di kota Gede. Mataram mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Agung Hnyokro Kusuma (1613 – 1645). Sultan itu bercita-cita hendak mempersembahkan wilayah seluruh Nusantara seperti zaman Majapahit di bawah naungan kerajaan Mataram. Untuk itu dua kali yaitu pada tahun (1628 dan 1629). Sultan mengerahkan bala tentaranya untuk menyerbu Jayakarta yang telah diduduki Belanda pada masa itu, tetapi usahanya mengalami kegagalan.

Adapun kerajaan Islam di Kalimantan yang terpenting ialah kerajaan Brunei di Kalimantan Utara, Kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat dan Kerajaan Bandar di Kalimantan Selatan yang di Islamkan dari kerajaan ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo yang ada di Kepulauan Maluku yang wilayahnya sampai Irian Barat. Kerajaan Makasar mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin yang terkenal sangat gagah pemberani melawan Belanda. Begitu pula pada masa Sultan Nuku dari Tidore yang terkenal gagah perkasa dalam memimpin pelawanan terhadap Belanda dan Inggris dan Sultan Baabullah yang gagah berani melawan Portugis dari Tidore kerajaan itu mengalami kejayannya.

Post a Comment

0 Comments

Ad Code

Responsive Advertisement